HERALDMAKASSAR.com – Karantina Tahfizh Nasional (KTN) Darul Istiqamah menggelar seminar nasional “Membongkar Rahasia Hafal Qur’an Sebulan” di Hotel Swiss-Belinn, Selasa (19/6) Panakukkang Makassar.
Seminar ini menghadirkan Ust. Yadi Iryadi S.Pd, al Hafizh, penemu metode Yadain Litahfizhil Qur’an dan master coach hypno Tahfidz dan diikuti oleh 180 peserta dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari Malaysia.
“Kita bongkar rahasia hafal Al-Quran yang biasanya dihafalkan dalam tiga tahun atau bahkan empat tahun, maka dengan metode ini kita persingkat menjadi hanya dalam waktu sebulan,” kata Yadi Iryadi.
Mengapa ini bisa diwujudkan dalam waktu yang sangat singkat, karena terdapat SOP (standar operasional prosedur) yang diterapkan di Karantina Tahfizh ini di samping penerapan metode Yadain. Kemudian bagaimana menjaga kesehatan fisik mental dan spiritual dan tahsin tilawah Al- Qur’an.
“Syarat untuk bisa masuk di karatina tahfizh Qur’an cukup dari rumah siapkan bacaan yang bagus. Bacaan Qur’an yang sesuai kaidah tajwid, yang lainnya akan dibekali di karantina ini,” sebutnya.
Imbuhnya, jika tahsinnya sudah bagus maka akan lebih mudah menyelesaikan 30 juz dalam waktu sebulan. Kalaupun ada yang tidak selesai 30 juz, itu berarti karena memerlukan waktu lebih untuk memperbaiki bacaannya.
“Matode Yadain ini salah satu syaratnya, yaitu ketika menghafalkan Al-Qur’an, ada Al-Qur’an virtualnya, yaitu saat ayatnya dilihat pada mushaf dan saat tidak dilihat itu sama,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina KTN Darul Istiqamah, Ustadz Muzayyin Arif MA menjelaskan bahwa, seminar ini hadir karena di tengah masyarakat banyak yang penasaran dengan metode hafal Qur’an yang relatif sangat singkat ini.
“Banyak yang bertanya tentang metode ini, maka kemudian kami berinisiatif untuk mengundang pemateri dari pusat yang memang pakar Tahfizh Al-Qur’an dan kebetulan penemu metode Yadain ini,” jelasnya.
Penemu metode ini menjelaskan apa yang menjadi rahasia, kiat, dan tips sukses hafal Qur’an Sebulan. Di luar dugaan, para peserta begitu antusias.
“Bukan hanya dari Sulsel, ada datang dari Papua dan Maluku. Bahkan yang luar biasa ada tiga orang khusus datang dari Malaysia, untuk mengikuti seminar ini,” sebutnya.
Seminar ini adalah bagian dari usaha menebarkan kebajikan di tengah masyarakat melalui da’wah Al Qur’an. Apalagi respon masyarakat untuk menjadikan anak mereka menjadi penghafal Al-Qur’an semakin tinggi dari waktu ke waktu.
“Respon dari masyarakat semakin tinggi dari waktu ke waktu, seiring dengan minat generasi untuk menjadi hafizh dan hafizhah. Semoga terwujud manusia manusia yang memiliki mental spritual yang kuat, kepribadian yang matang, mampu hadir membawa perubahan positif di tengah ummat, karena ada nilai Al-Qur’an yang hidup pada dirinya,” tambahnya.(*)