Beranda Sulsel Ketua Wantimpres Dukung Program Indonesia Bicara Baik

Ketua Wantimpres Dukung Program Indonesia Bicara Baik

HERALDMAKASSAR.com – Kinerja, program dan prestasi pemerintah harus dikomunikasikan kepada masyarakat. Peranan unit bagian pemerintah yang mengurus hubungan masyarakat sangat penting untuk menginformasikan hal yang baik, sehingga dapat menumbuhkan sikaf dan respon positif kepada pemerintah.

“Sekarang ini ada sebuah program yang cukup baik, bahkan mendapat respon positif dari Bapak Presiden. Yaitu sebuah program yang namanya Indonesia Bicara Baik. Dimana diharapkan semua humas yang ada di Indonesia itu aktif membicarakan kebaikan di Indonesia,” kata Kepala Biro Humas dan Protokol Devo Khaddafi.

Hal ini Devo sampaikan saat Ketua Wantimpres, Sri Adiningsih bertemu dengan Wakil Gubernur Andi Sudriman Sulaiman dalam rangka memaparkan mengenai sumber daya manusia (SDM) dan ekonomi Indonesia di era digital, terlebih dalam Era 4.0 di Baruga Lounge Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (14/3).

Hal ini diupayakan dan diterapkan humas di Indonesia dengan melakukan berbagai kampanye tentang hal-hal yang baik. Namun, untuk Kawasan Timur Indonesia memiliki berbagai hambatan, terutama dukungan infrastruktur yang tidak merata.

“Ada beberapa hambatan di era digital ini, masih harus kita adakan penyesuaian-penyesuaian. Karena, kondisi yang ada di Kawasan Timur Indonesia belum sama semuanya. Ketersediaan internet dan lain-lainnya,” sebut Devo.

Sehingga hal ini menyebabkan kondisi humas yang ada tidak sama. Termasuk dengan Sulsel yang memiliki infrastruktur internet dan listrik yang lebih baik.

Devo menginginkan agar pemerintah memenuhi sebuah standar yang sama untuk humas-humas pemerintah.

“Kadang terjadi ketimpangan informasi antara Indonesia bagian barat dan timur,” jelasnya.

Kedepan Indonesia pada tahun 2045 menjadi salah satu negara dengan penduduk terbesar di dunia, yang membutuhkan sumber daya yang sangat siap di era digital ini.

Melalui akademi ini nantinya dapat dihasilkan SDM humas dengan karakter utama, yakni Karakter 3K (kreatif, kompetensi dan kolaborasi).

Lanjutnya, tiga karakter yang pertama harus kreatif, agar tidak tertinggal di era digital, harus adaktif dan juga harus memiliki jiwa nasional yang tinggi serta daya saing yang kuat. Kemudian kompetensi, SDM kehumasan juga dituntut untuk meningkatkan kompetensinya.

“Ini untuk kami dan teman-teman ASN di KTI agar jangan sampai kita bicara era digital tetapi masih ada ASN yang bisa saja menggunakan internet pun masih susah,” ujarnya.

Karena ini era digital maka yang dibutuhkan adalah kolaborasi. Devo menambahkan, tidak bisa lagi dipikirkan satu ego sektoral karena semuanya harus terangkum dalam langkah kemajuan dan tujuan yang sama untuk memajukan Indonesia seperti keinginan Presiden Jokowi.

“Ini agar mendukung Indonesia Bicara Baik, humas di Indonesia harus berbicara tentang kebaikan Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, Sri Adiningsih mendukung humas menyampaikan hal-hal yang baik. Menurutnya, pemerintah pada berbagai tingkatan perlu mengkomunikasikan apa yang dilakukan, keberhasilan dan targetnya. Jika tidak dikomunikasikan baik dan tidak dipahami dengan baik oleh masyarakatnya dan pihak luar itu akan merugikan pemerintah.

“Katakanlah orang yang akan berbicara bisnis dan akan ke Makassar, ini kadang juga muncul pertanyaan aman nggak,” sebutnya.

Humas harus bisa menyampaikan dengan baik sehingga pemerintah dapat dipahami dengan baik pula.

“Persepsi orang tergantung kepiawaian humas dan marketing,” pungkasnya.(rls)