HERALDMAKASSAR.COM — Anggota Komisi IX DPR RI, Aliyah Mustika Ilham, menemui ratusan mahasiswa dari berbagai Fakultas di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Rabu (13/03/2019).
Kegiatan tersebut digelar untuk melakukan sosialisasi pembangunan keluarga bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan, bertempat di Auditorium Prof. Amiruddin, Fakultas Kedokteran Unhas.
Pada kesempatan tersebut, Aliyah Mustika mengungkapkan, pihaknya di Komisi IX DPR RI bekerjasama dengan BKKBN untuk memberikan edukasi kepada masyarakat terutama anak usia remaja akan pentingnya merencanakan masa depan dengan baik.
“Sasaran kami pada sosialisasi ini memang anak usia remaja seperti adik-adik mahasiswa yang ada di tempat ini. Kami mengharapkan kepada kalian semua untuk tidak terburu-buru menikah, rencanakan dulu masa depan kalian dengan baik, mulai dari kuliah, selesai kuliah cari pekerjaan, setelah mendapatkan pekerjaan yang sudah bisa menjamin kehidupan baru berpikir untuk menikah,” ujar Alumni Fakultas Ekonomi Unhas ini.
Tidak hanya sampai disitu, lanjut Aliyah, setelah menikah mereka juga diajak untuk menciptakan keluarga yang berkualitas, mulai dari merencanakan kelahiran anak, mengatur jarak anak hingga membimbing anak agar menjadi generasi penerus yang sesuai dengan harapan.
“Itu semua sangat penting. Kenapa kita harus mengatur jarak antara anak pertama dengan anak kedua, karena jika jaraknya terlalu dekat maka itu akan meresiko terhadap kesehatan rahim sebagai alat reproduksi kita,” tuturnya.
Sementara, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji Makassar, dr. Andi Mappatoba, yang hadir sebagai pemateri mengatakan, idealnya seorang perempuan mengandung anak adalah pada usia 21 tahun, sementara jarak antara anak pertama dengan anak kedua adalah 3 sampai 5 tahun.
“Sebelum usia 21 tahun, rahim petempuan itu belum siap untuk mengandung anak sehingga sangat beresiko terhadap kanker jika mengsndung anak di bawah usia itu. Begitu juga dengan jarak, kalau di bawah 3 tahun itu rahimnya sangat beresiko juga terkena penyakit kanker,” kata Andi Mappatoba.
“Selain persoalan kesehatan, anak usia 0-5 tahun itu masih sangat membutuhkan perhatian penuh orang tua, bagaimana kita melakukan pembentukan karakter melalui pendidikan dasar. Bisa dibayangkan kalau anak masih kecil-kecil, masih butuh perhatian penuh sementara adami lagi adiknya, perhatian kita terbagi dengan anak yang baru saja lahir sehingga kita tidak bisa mendidik dia dengan maksimal,” tambah Andi Mappatoba.
Turut hadir pada kesempatan tersebut Direktur Bina Ketahanan Remaja BKKBN RI, Eka Yulistia Ediningsih, juga sebagai pemateri.