Beranda Headline News Ini yang Buat Danny Mati-matian Bela 15 Camat, Sampai Klaim Dirinya Petarung

Ini yang Buat Danny Mati-matian Bela 15 Camat, Sampai Klaim Dirinya Petarung

Danny Pomanto

HERALDMAKASSAR.com – Kasus dugaan pelanggaran Pemilu dan Aparatur Sipil Negara (ASN) yakini, 15 Camat se-Makassar rupanya masih dalam tahap proses penyelidikan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulsel.

Diketahui, video viral 15 Camat bersama Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang mendukung Capres-Cawapres nomor 01 Jokowi-Ma’ruf beberapa hari lalu, mendapat pembelaan dari Moh Ramdhan Pomanto.

Hal tersebut terungkap saat Danny Pomanto sapaan Wali Kota Makassar itu usai diperiksa Bawaslu Kota Makassar, pada Jum’at (1/3) sore.

Danny yang dicecar 5 pertanyaan oleh pihak Bawaslu mengaku harus membela ke 15 anak buahnya itu. “Pembelaan saya karena mereka bawahan saya, saya melihat video itu tidak ada yang salah,” ujarnya.

Dia menceritakan, sejak video tersebut beredar, dirinya dibangunkan oleh istrinya Indira Jusuf Ismail tepat pukul 02.00 dini hari ketika video itu menyebar luas ke media sosial.

Danny bahkan, didatangi oleh sejumlah camatnya untuk melapor dan meminta pembelaan terkait video viral tersebut.

“Saya dibangunkan itu jam 2 malam, setelah heboh itu. Rupanya camat itu sudah melapor ke rumah jam 3 malam, saya bilang suruh pulang saja saya mau tidur dulu, ndak ada masalah itu video,” ungkap Danny.

Setelah menganalisa video itu, Danny tak sedikit pun melihat kesalahan maupun pelanggaran yang dilakukan 15 bawahannya bersama Ketua DPP partai NasDem SYL yang menyebut Jokowi harga mati.

“Camat itu waktu bikin video itu dalam motivasi sebagai pada saat pemberantasan narkoba, saya camat ini kita lawan narkoba nah dipotonglah disitu, terus kecamatan ini bebas narkoba harga mati, putus lagi sebelum kata harga matinya,” bebernya.

Danny mengatakan, para camat direkam bukan dalam waktu dan tempat yang bersamaan. “Tidak ada SYL, rupanya dalam waktu berbeda ketemu (Camat dan SYL). karena ketemu ditempat dan waktu yang lain,” tandasnya.

Kendati demikian, Danny hanya bisa menerima jika ada banyak laporan yang masuk ke Bawaslu terhadap dirinya. Ia menganggap hal itu sangat wajar.

“Ndak apa-apa, itu tandanya bagus. Artinya sebagai pejuang harus fight lah, kalau dilapor itu artinya banyak mempengaruhi, atau dianggap banyak merugikan orang, kan kompetisi ini,” katanya.