HERALDMAKASSAR.com – Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Serap Gabah/Beras Petani (Sergap) Sulawesi Selatan dan Barat di Baruga Lappo Ase, Makassar, Kamis (7/2). Posisi Sulsel strategis sebagi penyuplai pangan ke daerah lain.
Direktur Pengadaan Perum BULOG,Mayjen TNI (Purn) Dr. Bachtiar, menyampaikan Sulsel mendukung ketahanan pangan.
“Bulog mempunyai peran mewujudkan ketahanan pangan dan Sulsel lumbung beras yang diandalkan di Indonesia. Kalau panen raya hasilnya bisa dua juta ton lebih,” sebutnya.
Dia juga menyebutkan kebijakan Gubernur melalui Peraturan Gubernur (Pergub) bahwa minimal sepuluh persen (10%) dari total produksi padi pada wilayah kerja Provinsi Sulawesi Selatan untuk diserap oleh Perum BULOG.
Dan rencana panen pada bulan Januari-Maret di Sulsebar 1.065.327 ton, Januari 13.849 hektar, Februari 92.932 hektar dan Maret 106.284 hektar. Target Pengadaan Divre Sulselbar untuk Triwulan Pertama 2019 sebanyak 224.423 ton.
Gubernur Sulsel, menyampaikan, beras menjadi tulang punggung kehidupan dan Sulsel penyangga pangan dan produksi beras lebih 6 juta ton.
“Kita memberikan makan di 27 provinsi di Indonesia. Kami ingin terus mendorong serapan Bulog lebih besar bukan hanya 10 atau 15 persen. Kuncinya kita sinergi,”
Pergub ini tidak berdiri sendiri juga melibatkan kepala daerah lainnya, agar sinergi dengan Dandim. Sosialisasi juga sangat penting.
NA menyampaikan, di Sulsel masih memiliki potensi. Ada daerah yang belum dilirik adalah Luwu Raya. Tetapi orang Luwu Raya beli beras di Sidrap dan tantangan Bulog untuk membangun rice prosessing di Luwu Raya.
Tantangan yang ada saat ini petani kesulitan benih dan pupuk langkah, ini yang harus dibenahi, jika kebutuhan mereka bisa dipenuhi maka petani akan dapat diajak untuk bekerja sama.
“Untuk Sulsel juga akan melakukan upaya mengankan stok periode Februari-Mei ada 500 ribu hektar akan dipanen 1 juta ton” sebutnya.
Data Stok per 5 Februari 2019 dari Bulog Divre Sulselbar Beras medium 20 persen atau memiliki butir patah atau beras pecah (broken) maksimal 20 persen sebanyak 68.985.213 Kg, beras komersial (15%) 2018 sebanyak 29.351.355 Kg, dan beras komerial (15%) 15.000 Kg.
Tujuan pengiriman ke NTT 48.000 Kg (premium 15% 2018), Kendari 2.000 ton (medium 20% 2018), Sulut 4.000 ton (medium 20% 2018). 200 ton (medium 15% 2018), Papua 26.500 ton (medium 20% 2018).
Untuk stok gula 19.531.790 kg, minyak goreng 35.132 liter, daging kerbau 87.875 kg, terigu 4.620 kg.
Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Surawahadi, mengapresiasi sebagai wadah evaluasi sekaligus upaya khusus percepatan Sergap tahun 2019.
“Semoga forum ini kesepakatan agar mencapai target untuk wilayah Sulsel, Sulbar dan Sultra,” harapnya.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Agung Hendriadi Hendriadi menyampaikan, ketahanan pangan hanya bisa tercapai jika pemerintah memiliki kekuatan.
“Saya selalu mendengar Sulsel aman karena cadangan beras kita lebih baik,” ujarnya.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemprov Sulsel dan Bulog Divre Sulsebar tentang kedaulatan pangan, penguatan stok pangan dan penyediaan data dan informasi wilayah panen.
Sebanyak Hadir dalam kegiatan ini,
Kepala Perum BULOG Divre Sulselbar Mansur, Dinas Pertanian Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Sulsel Fitriani, Waaster Kasdam XIV Hasanuddin Letkol Kav. Agus Waluyo, Waaster Kasdam XIV Hasanuddin Letkol Inf M. Akil, Tim Sergap Mabes TNI Kol. Bambang Supardi.(*)