HERALDMAKASSAR.com – Sejumlah mahasiswa dari HMI Universitas Bosowa (Unibos) menggelar aksi unjuk rasa di depan Kampus Unibos, Jalan Urip Sumoharjo Makassar, Kamis 20 Desember 2018.
Dalam aksinya, mahasiswa menghiasi aksi unjuk rasa dengan membentangkan spanduk bertuliskan menolak kedatangan Presiden Joko Widodo di Sulawesi Selatan.
“Kami dari HMI Korkom Unibos menolak kedatangan Presiden Jokowi di Kota Makassar karena kami anggap bahwa ada hal yang lebih penting daripada agenda politik yang ada di kota Makassar,” ujar Koordinator Aksi Rahmat Hidayat.
Hal yang lebih penting dimaksud adalah menuntaskan aksi pemberontakan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Nduga, Papua.
“Saat ini pemerintah pusat belum mampu mengambil sikap terkait insiden pembataian tersebut padahal kejadian ini bagian daripada tindakan terorisme yang ingin memecah belah NKRI, seharusnya pemerintah maupun pihak keamanan menetapkan mereka sebagai status terorisme, apalagi terkait beberapa deklarasi yang dilakukan oleh pihak OPM (Organisasi Papua Merdeka) yang kami anggap mengancam kesatuan dan persatuan NKRI dan ini merupakan makar yang sesungguhnya,” tegas Rahmat, Ketua HMI Korkom Unibos.
Selaku warga Sulsel yang notabenenya kebanyakan menjadi korban pembataian, para pengunjuk rasa merasa kecewa dengan sikap pemerintah yang cuman diam melihat kondisi tersebut.
“Harapan kami bahwa pihak keamanan TNI-POLRI harus menembak mati pelaku yang melakukan pembataian dan menangkap kepala suku yang merupakan otak dari kejadian tersebut. Kami juga meminta Presiden Jokowi yang akan berkunjung ke Makassar untuk tidak mementingkan agenda politik daripada agenda kebangsaan yang ada di Papua karena Papua pada saat ini membutuhkan perhatian serius terkait keamanan para pekerja Trans Papua yang sementara berlansung saat ini,” jelas dia.
HMI Korkom Unibos berencana akan melakukan demo besar-besaran terkait penolakan kedatangan Jokowi di Kota Makassar pada hari Jumat tanggal 21 Desember 2018.
(HM/Fajri)