HERALDMAKASSAR.com, Jakarta – Di hadapan para anggota Dewan Riset Nasional (DRN), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan mengakui bahwa, sesungguhnya Indonesia tertinggal dalam hal inovasi teknologi. Oleh sebab itu, Indonesia harus melakukan lompatan besar dalam hal teknologi agar tidak semakin tertinggal jauh dari negara-negara lain.
“Kita memang tertinggal, kita selalu menjadi market hi tech, nah sekarang peran DRN ini harus betul-betul kita berdayakan inovasi-inovasi ini supaya kita bisa melakukan lompatan besar dalam bidang teknologi, kita punya potensi yang luar biasa untuk menuju ke arah itu,” ujar Menko Luhut dalam sambutannya di Sidang Paripurna Dewan Riset Nasional ‘Pembangunan Berbasis Inovasi di Era 4.0’, digelar di Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Menurutnya Indonesia punya potensi tersebut terbukti dengan teknologi kereta generasi terbaru yang diproduksi oleh PT INKA untuk pengadaan Light Rail Transit (LRT), dan juga pembuatan kapal selam termutakhir oleh PT PAL yang bekerjasama dengan Korea Selatan, serta masih banyak teknologi buatan anak bangsa lainnya.
Menko Luhut menekankan ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan, diantaranya adalah, Indonesia harus bergeser dari negara konsumen menjadi negara perodusen yang berbasis inovasi dan penguatan sumber daya manusia.
“Pengembangan inovasi harus dilakukan secara terpadu dan terfokus serta efisien. Saya kira kalau kita bekerja beramai-ramai, dalam tempo tiga tahun kita bisa melakukan lompatan itu. Dan, yang paling penting kita semua harus sepakat gunakan produk-produk dalam negeri yang berbasis inovasi teknologi,” tutup Menko Luhut.
Inovasi revolusi industri 4.0 tanpa disertai riset nasional menurut Menko Luhut, tiada artinya. Karena itu, lanjut Menko Luhut, pemerintah akan selalu mendukung penuh dalam hal pengembangan inovasi teknologi, seperti dengan menyiapkan payung hukum dan juga mendorong sinergitas antar stake holder.
“Regulasi akan kita tata, perlu kebijaksanaan yang kondusif untuk peningkatan inovasi ini. Kita akan bekerjasama, yang jelas saya siap membantu DRN, dan bukan hanya sekedar bantu, tetapi kita ‘perang’ bersama,” tegasnya.
Sidang Paripurna DRN ini dihadiri oleh seluruh anggota DRN dan perwakilan dari Dewan Riset Daerah dari Sumatera, Jawa, NTB, Kalimantan, Maluku dan juga Papua.
DRN sendiri dibentuk dengan tujuan untuk menggali pemikiran dan pandangan dari para pakar di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta bertujuan untuk memberikan masukan kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan strategis pembangunan nasional.
Dalam Sidang Paripurna DRN tahun ini, salah satu poin yang ingin diperjuangkan adalah inovasi harus menjadi bagian RUU Inovasi.
(HMS)