POJOKSULSEL.com, MAKASSAR — Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Soni Sumarsono menerima rombongan Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Husain Syam dan rombongan di Ruang Kerja Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (26/7).
Kedatangan mereka untuk mengundang Sumarsono untuk bisa memberikan arahan dan sambutan dalam rangka Dies Natalis UNM pada 1 Agustus mendatang.
“Saya paling bahagia dengan dukungan kampus dan mahasiswa, mereka bisa bertoleransi dengan tidak demo pada saat Pilkada,” kata Sumarsono.
Pada pertemuan ini, Sumarsono menekankan pentingnya dunia kampus melakukan penelitian pada masyarakat. Ia bahkan menawarkan diri untuk memberikan kuliah umum di UNM serta kemungkinan melalukan fenomena yang terjadi di Sulsel, termasuk dalam keilmuan politik, seperti menangnya Kota Kosong dalam Pilkada Makassar. Penelitian tersebut dengan perpektif akademik. Sehingga akan menjadi sebuah pembelajaran politik termasuk bagi para penentu kebijakan untuk menjadi landasan selanjutnya dalam pembuatan peraturan atau keputusan selanjutnya.
“Sekarang banyak peneliti dari luar yang melakukan penelitian di Makassar,” sebutnya.
Adapun, ketertarikan membuat buku kolom kosong ini karena menarik, terdapat fenomena dan dinamika yang terjadi di dalamnya.
“Diantaranya, dinamika politik dan pembelajaran politik kita peroleh dari Pilkada Sulsel, khususnya Makassar. Di situkan banyak banyak dimensi edukasinya (lesson learn),” ujarnya.
Terutama, pertanyaan mengapa kotak kosong bisa menang dan apa saja faktor dan variabel-variabel yang mempengaruhi.
“Akan banyak kita dapatkan untuk kepentingan ilmu, ilmu yang diamalkan, namanya amal ilmiah, itulah buku,” harapnya.
Sementara itu, Rektor UNM mengatakan buku ini dari sudut perspektif pendidikan politik, akademisi dan peneliti UNM dihdarapkan saya bisa memberikan sumbangan pikiran-pikiran berdasarkan hasil penelitian dan temuan dilalangan.
“Tentu sesuai dengan teori. Inilah yang coba kita buat untuk menghadirkan pendidikan politik kepada masyarakat. Dan untuk memberikan perspektif khusus kepada Kota Makassar. Itu permintaan Pak Gubernur,” paparnya.
Husain Syam, menambahkan gagasan ini hadir dari pembicaraan lepas. Mengkaji sudut perspektif pendidikan politik, dengan memberikan sumbangan pikiran, karena terkadang ril fakta di lapangan berbeda dengan teori yang ada.
“Kalau bisa menulis-menulis pikiran tentang pendidikan di masyarakat dalam berpolitik. Saya bilang yang namanya orang ilmiah itu selalu bisa menangkap fenomena lapangan,” paparnya.
(rilis/pojoksulsel)