POJOKSULSEL.com, PAREPARE – Nada protes dilayangkan tim paslon nomor 1, Taufan Pawe-Pangerang Rahim (TP) kepada Panwaslu Parepare, saat di duga tim paslon nomor 2, Faisal A Sapada-Asriady Samad (FAS), tertangkap tangan melakukan politik uang.
Panwaslu terkesan menutupi pemeriksaan saksi dan tidak memberi kesempatan untuk mengambil gambar saksi dimaksud. Ketua DPC Partai Demokrat Parepare (pengusung TP), Rahmat Sjamsu Alam, pun protes keras dan meminta Panwaslu adil.
“Panwaslu harus adil. Masak waktu tim paslon kami diperiksa di Panwas, begitu mudahnya ambil gambar dan langsung diviralkan ke mana-mana. Ini sudah tertangkap tangan, masak kami dilarang menyaksikan pemeriksaan dan dilarang ambil gambar,” protes Rahmat di Panwaslu, Minggu malam, 24 Juni 2018.
Tidak hanya Rahmat, elite-elite parpol pengusung dan tim inti TP juga kompak turun tangan ke Panwaslu saat mendapatkan informasi tentang tangkap tangan politik uang yang diduga tim FAS.
Tampak turun Ketua DPD PAN Parepare, Andi Firdaus Djollong, Wakil Ketua Golkar Parepare, Minhajuddin Ahmad, hingga elite komunitas pendukung TP, The Special One (TSO), M Yusuf Sjamsu Alam, dan sejumlah simpatisan pendukung lainnya.
“Panwaslu harus adil dong dan transparan dalam pemeriksaan. Waktu ada pak lurah yang diperiksa di Panwas, orang dari tim FAS malah seenaknya bisa interogasi lurah, sekarang kami justru dilarang masuk di ruang pemeriksaan. Ini ada apa,” protes Minhajuddin Ahmad.
Protes keras juga dilayangkan Yusuf Sjamsu Alam. “Kenapa dilarang difoto, ya kalau memang terbukti politik uang biarkan saja difoto,” protes Yusuf kepada petugas yang menutupi salah satu saksi untuk diambil gambarnya.
Panwaslu masih memeriksa tiga saksi dalam kasus ini. Anggota Panwaslu Idhar Rady masih belum memberi keterangan resmi.
“Kami masih periksa. Sebentar kami beri keterangan,” singkat Idhar. (haerul amran / pojoksulsel )