POJOKSULSEL.com, MAKASSAR – Insiden sempat terjadi di acara debat publik oleh Calon Wali kota dan wakil wali kota Parepare, di Hotel Novetel Makassar 18 Juni 2018.
Sang Moderator Fauziah Erwin beberapa kali memperingatkan kedua pendukung paslon untuk tetap tenang selama debat publik berlangsung.
“Kalau bisa tenang kita lanjutkan, tapi kalau tidak kita hentikan debat publik ini. Bapak Brimob, polisi tolong diawasi, siapa-siapa yang menjadi pemicu suasana untuk dikeluarkan dari ruangan,” pinta Fauziah.
Namun rupanya insiden dipicu adanya teriakan bernada mencela paslon lawan oleh salah satu pendukung paslon nomor 2 FAS, saat Calon Wali Kota nomor 1, Taufan Pawe (TP) memberikan pertanyaan kepada FAS.
Fauziah kemudian kembali memperingatkan kepada kedua pendukung paslon untuk tenang, jangan gaduh, dan membuat keributan.
Eks Jurnalis TV Nasional dan eks Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulsel ini dengan tegas menegur tim Paslon FAS yang membuat TP menghentikan ulasannya karena suasana ribut.
“Mohon tim paslon jangan ribut dan menghargai Paslon yang sedang bicara seperti halnya tim Paslon lain telah menghargai Paslon anda saat bicara,” ucap Fauziah Erwin kepada tim FAS.
Butuh beberapa menit Fauziah Erwin menenangkan suasana. Bahkan, eks Sekretaris Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Sulsel ini mengancam akan menghentikan debat kandidat.
“Mohon jangan membuat kegaduhan, karena kita sedang di Makassar dan disiarkan se-Sulawesi Selatan. Jangan karena persoalan dari luar dibawa ke sini, lalu menciderai nama Parepare ataukah harus kita hentikan saja kegiatan ini,” ulang Fauziah dengan tegas.
Namun puncaknya, ketika beberapa personel Polwan mendatangi dan meminta salah satu pendukung FAS bernama Makmur M Raona untuk keluar dari ruangan
Makmur sempat menolak, sehingga terpaksa digelandang paksa oleh personel Polwan. Selain Makmur, dua orang pendukung FAS lainnya dikeluarkan dari ruangan debat publik karena diduga menjadi pemicu keributan.
Menanggapi Insiden yang merugikan paslonnya, Lo Paslon nomor urut satu Taufan – Pangerang, Hamran Hamdani mengaku Paslonnya sempat turun dari panggung untuk menenangkan tim pendukung.
“Tidak mungkin ada asap kalau tidak ada apinya. Pak TP turun karena adanya tindakan dari pihak paslon lain yang mengucapkan kata tak pantas saat berlangsungnya debat,” ungkap Hamran Hamdani. Selasa (19/6/2018).
Hamran menjelaskan tindakan oknum tim Paslon lawannya itu memberikan gambaran buruk bagi kemajuan Politik di Indonesia khususnya Kota Parepare.
“Masa debat kandidat mereka justru keluarkan kata-kata yang tidak wajar, itu tindakan yang sangat tak beretika yang tidak perlu di pertontongkan,” jelas mantan Komisioner KPU Parepare ini.
Hamran menambahkan bahwa buka kali pertama tim kompetitornya melakukan serangan dengan cara tersebut.
“Di media sosial paslon kami bahkan di fitnah dan di hina. Tapi kami sabar karena kami tidak ingin mencederai demokrasi ini. Masyarakat Parepare pasti tahu mana calon pemimpin yang betul betul ikhlas yang tidak punya ambisi kekuasaan,” ungkap Hamran Hamdani. (haerul amran/pojoksulsel )