Beranda Makassar Wakil Dekan II UIN: Tidak Punya Uang Tidak Usah Kuliah

Wakil Dekan II UIN: Tidak Punya Uang Tidak Usah Kuliah

POJOKSULSEL.com, GOWA – Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Alauddin Makassar Dr Abd Wahab mengeluarkan statement kontroversi. Ia mengatakan, jika orang miskin tidak usah kuliah.

Kalimat tersebut dikeluarkan Wahab kepada sejumlah mahasiswa yang melakukan aksi simpatik mengumpulkan donasi bagi calon mahasiswa baru. Aksi ini dilakukan untuk membantu mereka yang tidak bisa membayar Uang Kuliah Tunggal/Biaya Kuliah Tunggal (UKT/BKT).

Penggalangan dana dilakukan dengan meminta sumbangan sukarela dari civitas akademika dan peserta Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UMPTKIN) di halaman gedung FEBI, Selasa (22/5) lalu.

Pengurus Dema FEBI kemudian memasuki tiap-tiap ruangan pegawai dan dosen. Salah satunya ruangan WD II, Dr Abdul Wahab.

Namun sebelum maksud dan tujuan para pengurus Dema FEBI selesai disampaikan, Abdul Wahab memotong pembicaraan dan menolak untuk memberi bantuan.

“Kami disuruh keluar, katanya kalau tidak ada uangnya nda usah kuliah, tidak ada begitu-begitu (meminta sumbangan),” ungkap Ketua Umum Dema FEBI, Ach Faras Bukhari, menirukan ucapan Abdul Wahab.

Sebelumnya, Penggalangan dana dilakukan menyusul informasi yang didapatkan pengurus Dema FEBI bahwa salah seorang camaba yang lulus jalur undangan terancam tidak bisa melanjutkan registrasi di jurusan yang diinginkannya.

“Salah seorang camaba terancam tidak melanjutkan registrasi, baru baru ini juga dia berduka, toh rata-rata penghasilan orang tuanya juga Rp500.000/ bulan tapi UKTnya kategori III (Rp2.500.000), makanya kami inisiasi untuk adakan penggalangan dana,” ungkap Faras.

Faras mengaku heran dengan celetukan dosen yang menyebut orang miskin tidak usah kuliah. “Beliau sudah tidak menyumbang, malah menghalangi orang lain yang ingin membantu menyumbang,” tambahnya.

Sementara, Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum Dr Abd Wahab,  mengklarifikasi terkait teguran yang disampaikan langsung kepada mahasiswa yang melakukan aksi galang dana.

Abd Wahab berdalih teguran tersebut karena tidak ingin peserta meninggalkan kesan yang kurang baik setelah lulus nanti.

“Pasti saya tegur, karena saya tidak mau objeknya itu peserta ujian UM-PTKIN, nanti ada kesan lain ketika peserta ini sudah lulus. Tadinya mereka ngotot minta untuk ada parkir tapi WD III melarang,” ujarnya.

Adapun alasan ia mengeluarkan kalimat kalau tidak punya uang, tidak usah kuliah, karena cara yang dilakukan mahasiswa menurut Wahab tidak sopan.

“Saya cuma jengkel dengan cara yang tidak elok seperti itu sehingga keluarlah kata-kata itu, dengan gaya pakaian Dema yang tidak sopan, memakai sarung dan sendal jepit. Kan ada cara yang sopan dan santun,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa bukan bermaksud untuk tidak mengapresiasi mereka yang tidak mampu, tapi mahasiswa yang demikian bisa menghadap dan akan dicarikan cara seperti mengurus beasiswa berprestasi ataupun kurang mampu.

(is/pojoksulsel)