POJOKSULSEL, SURABAYA – Aksi teror bom bunuh diri di Surabaya pada Minggu (13/5) kemarin dan Senin (14/5) hari ini merupakan diduga masih bagian dari kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD)
Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pelaku meledakkan bom di gerbang Mapolrestabes Surabaya karena tidak bisa menerobos penjagaan.
Alhasil, empat polisi yang berjaga mengalami luka-luka dan dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
“Mereka bagian dari kelompok yang sama. Kenapa aksinya di Surabaya? Karena mereka menguasai daerah ini,” kata Tito, Senin (14/5/2018) di Mapolda Jawa Timur, seperti dilansir CNN Indonesia.
Tito menyatakan, alasan kelompok JAD bergolak karena dua pimpinan mereka, yakni Aman Abdurrahman dan Zainal Anshori, ditangkap oleh Detasemen Khusus 88 Antiteror.
Menurut dia, kelompok yang paling keras bereaksi adalah JAD Surabaya pimpinan terduga D, yang tewas dalam serangan bom bunuh diri kemarin. Istri D, PK, dan empat anaknya juga turut meninggal dalam aksi bom bunuh diri. (pojoksulsel)