POJOKSULSEL.com, MAKASSAR – Seorang peserta ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) berinisial IRF (18), yang melahirkan bayi laki-laki di toilet Pusat Bahasa Kampus Unhas Makassar, ternyata tiga kali meminta izin untuk ke toilet.
IRF mengeluh sakit perut saat ujian sesi kedua baru berlangsung sekitar 30 menit. Sesuai peraturan, setiap peserta yang ke toilet harus didampingi oleh salah seorang pengawas ujian.
Namun, saat ke toilet untuk ketiga kalinya, IRF terdengar beberapa mengerang dari dalam toilet. Ia juga agak lama berada dalam toilet.
Pengawas ujian memutuskan untuk menghubungi posko pusat. Lalu pihak posko pusat berkoordinasi petugas medis yang memang disiagakan dalam pelaksanaan SBMPTN di Unhas.
Tiga orang tim medis yang tiba di lokasi beberapa menit kemudian mencoba memberikan bantuan. Namun IRF menolak, dan melarang tim medis untuk masuk.
“Kami sempat mendengar ia teriak beberapa kali. Teriakan kedua dan ketiga itu tersengar seperti orang mengedan,” kata dr. Irda Yulianti Dahri, salah seorang anggota tim medis.
Tim medis juga mendengar suara air diguyur sangat banyak dari dalam kamar mandi yang tertutup rapat.
“Setelah lebih tiga puluh menit menunggu, kami mulai berpikir untuk mendobrak pintu karena menurut kami ini hal yang tidak lazim. Tetapi tiba-tiba ia keluar dari dalam kamar mandi dalam kondisi basah kuyup. Ia kelihata lelah dan ada bercak-bercak darah,” lanjut dr. Irda.
Sesaat IRF keluar, tim medis kemudian masuk ke toilet untuk memeriksa, karena muncul kecurigaan bahwa IRF kemungkinan keguguran atau pendarahan. Tapi, petugas medis tidak menemukan apapun dalam toilet.
Setelah itu, IRF ingin kembali ke ruangan untuk melanjutkan ujian. Namun hal itu tidak diijinkan oleh tim medis karena kondisi kesehatannya tampak sangat tidak memungkinkan. Ia dipaksa untuk ke rumah sakit, namun IRF menolak. Tim medis menegaskan ia hanya boleh kembali ke ruang ujian jika sudah diperiksa oleh dokter di rumah sakit. Akhirnya, IRF bersedia untuk dibawa ke Rumah Sakit Pendidikan Unhas yang terletak hanya beberapa ratus meter dari lokasi ujian dengan menggunakan ambulans.
Sekitar pukul 12.00 WITA, ketika tim medis dan IRF sedang berada di rumah sakit, seorang tenaga kebersihan (cleaning service) Unhas masuk untuk membersihkan toilet. Ia mendengar suara bayi menangis. Ketika mencari-cari, ia sangat terkejut menemukan ada sesosok bayi di dalam bak air kloset yang tertutup rapat.
Tim medis Unhas kemudian kembali lagi ke Pusat Bahasa. Bayi tersebut diberikan perawatan darurat, dan segera dibawa ke Rumah Sakit Unhas. IRF mengatakan kepada tim medis bahwa itu adalah bayinya.
Pada pukul 18.00 WITA, kondisi bayi dalam keadaan stabil di bawah pengawasan dokter Rumah Sakit Unhas. Sementara IRF yang mengakui sebagai ibunya juga dalam keadaan stabil dan telah dapat memberikan keterangan kepada aparat kepolisian dari Sentra Perlindungan Anak dan Perempuan. (muh fadly/pojoksulsel)